Tak Hanya Konsumsi, Tapi Juga Jaga Air Bersih
By Abdi Satria
nusakini.com-Klaten – Peringatan Hari Air Sedunia XXVII Tingkat Provinsi Jawa Tengah ditandai dengan peletakan batu pertama Sekolah Sungai di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, Kamis (4/4). Pembangunan Sekolah Sungai merupakan wujud komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan masalah akses air bersih.
“Maksud dan tujuan peringatan Hari Air Sedunia untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam memelihara air, baik secara kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Karenanya, peringatan Hari Air Sedunia XXVII mengambil tema, Semua Harus Mendapatkan Akses Air Bersih,” terang Ketua Panitia sekaligus Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, Eko Yunianto.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani menyatakan bangga karena peringatan Hari Air Sedunia ditempatkan di Kabupaten Klaten.
“Para hadirin bisa melihat potensi keindahan Rawa Jombor. Saya berharap tahun 2020 difasilitasi anggaran pembangunan Rowo Jombor, karena Pemprov Jateng sudah berjanji untuk pembangunan Rowo Jombor,” imbuhnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS mewakili Gubernur Jawa Tengah menuturkan, semua pihak harus mau mengatasi permasalahan air. Dia memberikan apresiasi pada Pemkab Klaten yang telah menginisiasi sekolah sungai.
“Saya bangga dengan masyarakat Klaten yang sadar merawat sungai. Gerakan sungai dan lingkungan harus semakin menyajikan tindakan nyata agar pengelolaan air dilakukan dengan baik. Momentum ini untuk menyatukan langkah, satukan tujuan,” kata Sri Puryono.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi KemenPUPR Alif Fatah, meminta semua pihak dan masyarakat agar meneguhkan semangat untuk membuka akses air demi penyelamatan, baik pada skala lokal maupun nasional. Hari Air Sedunia yang disepakati PBB pada 20 Maret 1992, menyadarkan kepada semua orang jika air untuk semua kehidupan. Sebanyak 2 miliar manusia hidup tanpa air bersih. Padahal kebutuhan air di bumi akan naik 30 persen pada 2050.
“Di Indonesia, pemerintah telah melakukan perlakuan khusus, Kemen PUPR telah melaksanakan langkah strategis agar semua warga Indonesia dapat menikmati air bersih,” imbuhnya.
Alif menekankan, peringatan Hari Air Dunia juga menjadi momentum mengajak generasi milenial untuk menjaga air. Perilaku terhadap air akan beresonansi pada perilaku air terhadap manusia. Penebangan liar akan berdampak banjir bandang dan tanah longsor. Untuk itu dia berharap masyarakat tak berhenti melakukan pembersihan sungai, danau, dan wadah air lainnya, serta menanam pohon agar masyarakat hidup ramah dengan air.
“Saya berharap dapat terbentuk pemahaman dan kesadaran masyarakat bahwa tidak hanya mengkonsumsi air bersih, namun juga menjaga air bersih. Sehingga air dapat diwariskan untuk anak cucu kita,” tandasnya.(p/ab)